Cerbung - The Rake: Village In Terror
Bagian 1: "Teror misterius"
Fuuhh... Sudah seminggu ini warga di kampungku kekurangan air bersih, karena semua air tercemar oleh limbah pabrik-pabrik sialan itu, entah apa maksud mereka membuang limbah sembarangan ke kampung kami.
Aku dan warga kampung sering berdemo untuk membuat pabrik tersebut ditutup, tapi selalu gagal, berbagai alasan dilontarkan oleh kepala desa, karena lapangan pekerjaan lah, pemanfaatan tanah tidak terpakai lah, masa bodo! Aku cuma mau minum air bersih, oh ya sudah tiga hari aku tidak mandi, rasanya muak sekali, itu cuma alasan karena mereka mau cari untung saja, dibayar berapa sih mereka?
Sial..
Setelah berdirinya pabrik di kampung ini, selalu saja terjadi kejadian-kejadian aneh dan misterius, ada beberapa binatang ternak mati karena diterkam oleh makhluk misterius, kalian pas berpikir, "ah.. Mungkin hewan buas kali..", aku pun berpikir demikian, tapi setelah hewan peliharaanku mati dan aku menemukan jejak aneh seperti kaki manusia tapi dengan jari yang berbeda aku menjadi percaya, bahwa telah terjadi sesuatu di kampung ini, suatu makhluk sedang meneror kampung ini..
Kejadian mengejutkan pun terjadi seorang petani, dan itu adalah... saudaraku sendiri mati secara menggenaskan di dalam kamarnya, hewan ternaknya pun menghilang secara misterius. Jujur aku sangat sedih sekali harus kehilangan saudaraku sendiri, ia telah banyak membantuku jika aku sedang kesusahan, kenapa kau harus berakhir seperti ini?
Tenang saudaraku aku akan mencari siapa yang telah membunuhmu, atau apa yang telah membunuhmu..
Seorang detektif pun datang ke kampungku untuk menyelidiki kasus pembunuhan ini, "mbak, apa yang kau ketahui tentang pembunuhan ini?" Tanya detektif tersebut, "entah, entahlah aku tidak mau membicarakannya.." Jawabku karena aku masih terkejut dengan apa yang terjadi, aku belum bisa menjelaskannya. "Ok, aku akan memperkenalkan diri dulu, namaku dimas, kau boleh memanggilku seperti itu, umur kita mungkin tidak beda jauh.." terang detektif yang bernama Dimas tersebut. "Ok dimas, aku akan menerangkannya esok, kau kembalilah kesini aku akan menjelaskan tentang misteri yang ada disini", "baiklah" dia pun menurut, lalu masuk kedalam mobilnya dan pulang, ia tidak pulang ke kota karena jarak kampung ini ke kota sangat jauh, jadi ia akan menginap di salah satu rumah warga, ya, rumah orang tuaku..
TOK! TOK! TOK!
Ah.. Sial siapa sih, malam begini mengetuk pintu, gak bisa apa besok pagi aja, "Siapa?" Tanyaku, "Oh, selamat malam, namaku Riki dan ini temanku Karin, kami disini ingin memberimu beberapa pertanyaan, boleh?", mereka ternyata dua orang jurnalis pecinta teori konspirasi dan hal-hal yang berbau misteri, jujur aku senang sekali, karena ternyata ada orang yang sama denganku. Aku pun mencoba untuk terbuka dengan mereka, dan melupakan kejadian siang tadi, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 01:20 malam, kami pun bersiap-siap untuk tidur, untuk sementara ini mereka menginap di rumahku, Karin dan aku tidur di kamar, sedangkan Riki, tidur di sofa.
DRAP-DRAP-DRAP.. Krieettt...
"Hey sialan! Siapa kau!?" Tiba-tiba terdengar suara teriakan, seperti suara Riki, "hey Ani! Karin! Inikah pembunuhnya!?" Teriak Riki kembali. Kami pun segera berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi, "hey rik ada apa?" Tanya Karin, "apakah dia pembunuhnya? Tadi dia mengendap-endap mau masuk ke kamar mu, untung saja tadi aku habis dari kamar mandi, lalu kupukul saja dia" terang Riki, "cepat buka saja topengnya" kata Karin, lalu Riki membuka topeng orang misterius tersebut.
"Hey bukan kah dia..!?"
Bagian 2: "Makhluk misterius"
"Hey bukan kah dia...!! Detektif Dimas!?" Teriakku. "Hah? Detektif Dimas? Siapa?" Tanya Karin, "jadi dia ini detektif yang ditugaskan untuk menyelesaikan kasus pembunuhan ini" terangku. "Ok, hmmm... Baiklah maafkan aku, aku terlalu takut tadi, jadi aku langsung meringkus mu, hehehe.
." Riki meminta maaf kepada Dimas, tapi ada yang aneh disini, mengapa ia harus mengendap-endap masuk ke kamar ku? Apakah dia mau mencari atau mencuri sesuatu?
Dimas pun bangkit dari tempat duduk, "ok, aku juga mau meminta maaf pada kalian semua, aku melakukan hal ini karena.. Tadi aku sangat kelaparan, lalu pergi ke warung untuk mencari beberapa makanan, karena aku tidak ingin merepotkan kedua orang tua mu, nah saat perjalanan pulang aku tak sengaja mendengar kalian berbincang-bincang dan tertawa, dan sebenarnya aku mencurigai kalian, bahwa kalianlah yang ada dibalik semua ini.." Jelas Dimas, tiba-tiba riki bangkit dan berteriak, "hey sialan! Jadi kau menuduh kami bersekongkol untuk melakukan semua ini!? Sialan!", "tenang dulu Rik, jangan termakan oleh amarahmu, biarkan dia menjelaskan terlebih dahulu.." Pintaku, "hey mengapa kamu membela dia!?" Teriak Riki kembali.
BRUAK!!! AAAAHHHHH!!!!
"Sialan, suara apa itu?!" Teriak riki, "itu bi didoh! Tetangga sebelahku, ayo kita harus bantu dia" kataku sembari berlari keluar untuk melihat kerumah bi didoh.
Sial.. Makhluk apa itu? Ma-matanya.. Ia terlihat seperti manusia, ta-tapi dengan kulit yang berbeda, kepalanya plontos, dia menyeringai kepadaku, dan langsung berlari kehutan sambil menyeret bi didoh.
"Ada apa!?" Tanya Karin, "bi didoh sudah menjadi korban, tidak.. Apakah ini semua hanya mimpi? Tapi tadi aku melihatnya sendiri, bi didoh tidak berdaya sama sekali, tapi makhluk aneh itu dengan ganasnya menyeret bi didoh masuk kedalam hutan..", "apa maksudmu? Coba tenangkan dirimu dahulu" kata Dimas mencoba untuk menenangkanku.
Grrr... Tubuhku merinding, aku tidak kuasa menopang tubuhku lagi, hingga akhirnya pingsan...
Tak terasa fajar telah menyingsing, aku pun terbangun di kamar tidurku, "ah dimana aku..? Kamarku?"
Krieett...
"Oh ani kamu sudah bangun, ini aku bawakan makanan" kata Karin sambil menghampiriku dan menyodorkan makanan juga minuman, "terima kasih" balasku.
"Astaga.. Aku lupa, bagaimana dengan keadaan bi didoh rin? Apakah kalian mencarinya?" Tanyaku mendesak, "detektif dimas meminta bantuan polisi hutan setempat, tapi... Sampai saat ini mereka belum juga kembali.." Terang karin, "aku melihatnya langsung..", "a-apa maksudmu?" Tanya Karin, "aku melihatnya saat makhluk menyeramkan itu menyeret bi didoh kedalam hutan" balasku, "kau yang sabar ya ni, kamu tenang saja, riki dan dimas pun sedang mencari bi didoh" kata karin mencoba tuk menenangkan ku.
." Riki meminta maaf kepada Dimas, tapi ada yang aneh disini, mengapa ia harus mengendap-endap masuk ke kamar ku? Apakah dia mau mencari atau mencuri sesuatu?
Dimas pun bangkit dari tempat duduk, "ok, aku juga mau meminta maaf pada kalian semua, aku melakukan hal ini karena.. Tadi aku sangat kelaparan, lalu pergi ke warung untuk mencari beberapa makanan, karena aku tidak ingin merepotkan kedua orang tua mu, nah saat perjalanan pulang aku tak sengaja mendengar kalian berbincang-bincang dan tertawa, dan sebenarnya aku mencurigai kalian, bahwa kalianlah yang ada dibalik semua ini.." Jelas Dimas, tiba-tiba riki bangkit dan berteriak, "hey sialan! Jadi kau menuduh kami bersekongkol untuk melakukan semua ini!? Sialan!", "tenang dulu Rik, jangan termakan oleh amarahmu, biarkan dia menjelaskan terlebih dahulu.." Pintaku, "hey mengapa kamu membela dia!?" Teriak Riki kembali.
BRUAK!!! AAAAHHHHH!!!!
"Sialan, suara apa itu?!" Teriak riki, "itu bi didoh! Tetangga sebelahku, ayo kita harus bantu dia" kataku sembari berlari keluar untuk melihat kerumah bi didoh.
Sial.. Makhluk apa itu? Ma-matanya.. Ia terlihat seperti manusia, ta-tapi dengan kulit yang berbeda, kepalanya plontos, dia menyeringai kepadaku, dan langsung berlari kehutan sambil menyeret bi didoh.
"Ada apa!?" Tanya Karin, "bi didoh sudah menjadi korban, tidak.. Apakah ini semua hanya mimpi? Tapi tadi aku melihatnya sendiri, bi didoh tidak berdaya sama sekali, tapi makhluk aneh itu dengan ganasnya menyeret bi didoh masuk kedalam hutan..", "apa maksudmu? Coba tenangkan dirimu dahulu" kata Dimas mencoba untuk menenangkanku.
Grrr... Tubuhku merinding, aku tidak kuasa menopang tubuhku lagi, hingga akhirnya pingsan...
Tak terasa fajar telah menyingsing, aku pun terbangun di kamar tidurku, "ah dimana aku..? Kamarku?"
Krieett...
"Oh ani kamu sudah bangun, ini aku bawakan makanan" kata Karin sambil menghampiriku dan menyodorkan makanan juga minuman, "terima kasih" balasku.
"Astaga.. Aku lupa, bagaimana dengan keadaan bi didoh rin? Apakah kalian mencarinya?" Tanyaku mendesak, "detektif dimas meminta bantuan polisi hutan setempat, tapi... Sampai saat ini mereka belum juga kembali.." Terang karin, "aku melihatnya langsung..", "a-apa maksudmu?" Tanya Karin, "aku melihatnya saat makhluk menyeramkan itu menyeret bi didoh kedalam hutan" balasku, "kau yang sabar ya ni, kamu tenang saja, riki dan dimas pun sedang mencari bi didoh" kata karin mencoba tuk menenangkan ku.
Tok-tok-tok "permisi..."
"Siapa itu?" Tanyaku, "oh itu desi, dia cucu-nya bi didoh dari kota, saat kejadian itu dia sedang tidur di kamarnya sambil mendengarkan lagu, sehingga tidak mendengar teriakan bi didoh, ia merasa sangat bersalah dan sekarang ia ingin ikut membantu menyelesaikan kasus ini" terang Karin, "huh.. Andai saja waktu itu aku tidak egois, mungkin nenek tidak akan menghilang.." Gumam desi sambil mendekat dan duduk di kasurku, "jangan menyalahkan dirimu sendiri, sekarang yang harus kita bunuh itu makhluk misterius yang membawa nenekmu!" Kataku untuk membuat Desi menjadi lebih tegar.
"Kak, bisa kau jelaskan bagaimana fisik dari makhluk misterius itu?" Tanya Desi, aku pun menjelaskan dengan detil bagaimana rupanya yang menyeramkan, kepalanya botak plontos, mukanya mirip seperti campuran anjing dan manusia, ia mengerang seperti hewan buas, dan seringainya yang tajam menusuk pikiranku hingga aku tak dapat berpikir jernih...
"Hmmm... Kau tahu? Aku seperti pernah melihat monster dengan fisik seperti itu.. Oh ya! Itu adalah The Rake!" Teriak desi. "Apa? The Rake?!", "ya aku pernah melihatnya di internet, dan juga membaca teror-teror yang telah ia lakukan, apakah fisik dia terlihat seperti ini?" Kata desi sambil menyodorkan hp-nya kepadaku, "sialan desi, k-kau.. Ya.. Itu terlihat seperti itu" kataku tergagap-gagap, aku tak menyangka bahwa makhluk misterius itu, fotonya bertebaran di internet, juga ada banyak orang yang mengalami teror seperti warga di kampung ini
Tiba-tiba pintu rumahku terbuka, dan datang dua orang pria, mereka adalah pak RT dan Kenni, ehmm... Dia masa lalu ku...
"Ani! Kami menemukan sebuah rekaman suara, entah siapa yang membuatnya tapi dalam rekaman itu menyebut-nyebut nama mu dan dia" ujar pak RT (sambil menunjuk ke arah Karin), "iya ani, tapi sepertinya suara ini mirip dengan detektif yang menemuimu waktu itu" sambung Kenni, "A-apa maksud kalian?! Mana rekaman itu?!" Tanya Desi, "ok akan ku putar" jawab Rudi.
*zzrrtt... Ani..karin... Jika kalian mendengar rekaman ini... Berarti aku dan kalian sedang dalam bahaya...! Zrrrttt... Ini aku dimas... Zrrrttt... Sekarang juga kau hubungi pihak militer, tentang kasus ini... Zrrrtt... Ini bukan soal pembunuhan biasa... Zrrtt.. Makhluk ini dapat mengancam keselamatan manusia!... Zrrrtttt.......... Semua akan terungkap saat malam satu suro...... Grrraaaa!!!!.... Zrrrttt.... SOS.....!*
"Sial! Aku harus segera menghubungi militer!" Kata desi sambil mengambil hp-nya, "tunggu dulu!" Tahan karin, "kenapa? Ini darurat!" Bentak Desi, "apa mereka akan percaya begitu saja terhadap cerita kita? Dan kita juga belum mempunyai bukti yang kuat tentang keberadaan makhluk ini!" Kata Karin kembali, "lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Desi.
......
"Tunggu malam apa sekarang?" Tanya kenni, "astaga.. Sekarang malam satu suro!" Kata pak RT ketakutan, "tinggal 3 jam lagi, apa yang akan terjadi..?" Kata Desi gelisah, "begini saja pak rt, bapak tolong kumpulkan warga, dan beri peringatan tentang ancaman makhluk ini" kataku, "ok ayo kita berkumpul!"
...
Semua warga pun telah dikumpulkan, "warga-wargaku sekalian, malam ini mungkin akan menjadi malam yang sangat berbahaya, sekarang bapak-bapak dan remaja laki-laki ikut saya untuk meronda menjaga kampung ini, lalu ibu-ibu dan anak-anak mohon tunggu di dalam rumah, tutup pintu dan jendela rapat-rapat, jangan biarkan seorang pun masuk kedalam rumah, malam ini mungkin saya tidak akan bertemu lagi dengan kalian, maka dari itu jika saya mempunyai salah pada kalian mohon maafkan saya... Ok sekarang ayo kita jaga kampung ini!" Begitulah pidato singkat Pak RT, lalu semua warga laki-laki pun langsung melakukan ronda...
Bagian 3: "Malam Satu Suro"
Malam sudah sangat larut sekali, tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran Rake, mereka yang meronda pun memilih untuk beristirahat di pos, dan sisanya pulang ke rumah masing-masing, lalu semua orang pun telah tertidur.....
Krsk-krsk-krsk
"Hey! Siapa disana!?" Teriak pak rt sambil menyorotkan lampu senternya ke arah ladang jagung yang sudah meninggi
GRAAAAAARRRR!!!!
tiba-tiba saja Rake muncul dihadapan pak Rt, dan langsung menerkamnya hingga ia tewas, orang-orang yang sedang tidur di pos ronda pun kaget dan terbangun, mereka langsung sigap mengambil senjata, dan mengepung makhluk tersebut, "mau kemana kau set*n biadab!" Teriak salah satu warga, tapi sayang karena pada malam itu Rake sangat kuat sekali, mereka tak mampu melawannnya, hingga mereka pun tewas ditangan Rake.
Karena letak pos yang sedikit jauh dari perumahan, maka warga yang di dalam rumah tidak mengetahui serangan Rake, dan mereka masih tetap tertidur.
Aku yang dari tadi didalam kamar, masih terus gelisah, memikirkan rekaman suara tersebut, apa yang akan terjadi malam ini? Dimas dan Riki mereka dimana? Apakah aku juga akan menjadi salah satu korban makhluk sialan itu? Hal itulah yang terus kupikirkan hingga membuatku tak dapat tidur.
Aku pun membuka jendela kamarku, lega rasanya, angin malam ini sangat tenang sekali, membuat pikiranku terhanyut karenanya.
"BANGUN! SEMUA BANGUN! SIALAN BANGUN SEMUA! DIA DATANG! BANGUNNN!!!!" tiba-tiba saja kenni dengan kondisi yang buruk, berlarian dijalanan, berteriak berusaha membangunkan warga, saat itu aku tidak mengetahui apa yang terjadi padanya, lalu... Rake menerkam badannya, dan mengkoyak-koyak tubuhnya hingga hancur, aku pun terkejut setengah mati, lalu ku tutup jendela hingga rapat namun tak menimbulkan suara sedikitpun. Terdengar suara kenni yang tersiksa meminta tolong, aku tak sanggup mendengarnya dan aku tak bisa menolongnya, siapa saja tolong dia...
Lalu warga sekitar yang mendengar teriakkan kenni mereka langsung terbangun dan panik, lalu berhamburan keluar menyelamatkan diri dan keluarganya, masing-masing... Hingga akhirnya satu-persatu warga diterkam oleh Rake, membuat pertahanan di kampung ini hancur, hancur sekali!
Lalu bagaimana nasibku, karin, dan desi? Tentu saja kami melarikan diri, tapi secara diam-diam menuju hutan, sampailah kami di hutan. Disana kami beristirahat dan mencoba berpikir dengan tenang, mencari jalan keluar dari desa yang sudah dipenuhi darah ini.
Sepertinya keberuntungan belum di pihak kami, Rake ternyata mengikuti kami dari tadi, dan langsung menerkam Karin yang dari tadi kondisi kaki-nya kesakitan karena terinjak oleh salah satu warga yang egois, ia berteriak kepadaku untuk pergi dari sini, untuk jangan memikirkan dia, dan untuk tetap hidup. Tapi aku, tubuhku begitu kaku, mulutku membisu, tak ada lagi yang dapat kulakukan untuk menyelamatkan dia, yang terakhir kulihat adalah senyuman yang terlukis di wajahnya...
Desi pun menarik tanganku, dan menuntunku menjauhi monster yang tidak memiliki perasaan itu, kami berlari.. Berlari.. Dan terus berlari menuju gelapnya hutan...
Tamat
Part 2 (cooming soon)
0 comments: